Jumat, 11 Agustus 2017

Petani yang Malang

agustus 11-2017.newrikardus.blogsspot.com

oleh: Rhikardus Asa

Malam yang panjang meyakinkanku sebagai petarung lahan dalam indahnya mimpiku,nyamannya tidur panjangku menyambut pagi dan memberikan kesempatan pada ganasnya siang yang penuh kebohongan.

 Hasil gambar untuk gambar petani mencangkul
Untuk menikmati hangatnya mentari pagi,seperti biasa yang dilakukan para penggarap lahan seperti aku melaksanakan ritual pagi,secangkir kopi disuguhkan dan sebatang rokok kulinting dari kulit jagung demi memuaskan hasratku,melambangkan lelaki sejati penguasa lahan.
Begitu mesrah aku dan suasana pagi ,seperti tidak rela melepaskan hangatnya pagi kepada pangkuan siang yang penuh histori kepalsuan.kepalsuan yang nyata yang diatur sedemikian rupa sehingga begitu riil didepan mata. Apalah daya hidup sebagai penggarap lahan yang ditindas habis-habisan oleh system yang memperistrikan kapitalis, akan lebih bagus aku hidup tanpa ada pejabat yang memerintahku dari pada yang kupilih menjadi pejabat hanya sibuk menghisap semua yang aku punya.
setiap 5 tahun sekali mereka datang memohon agar aku memilih mereka menjadi pelayan untuk memerintahku sampai akupun bingung siapa yang harus aku pilih untuk menjadi pelayanku.hahaha. . . . menjadi pelayan saja harus banyak rugi,apa istimewanya aku.yang baru mulai sibuk melempar uang mencari keberuntungan seperti sedang berjudi di meja judi, menebar pesona yang penuh kemunafikan dan yang lama mulai rajin bekerja agar bisa bertahan selama dua periode, walaupun buruknya bus yang di pesan dari cina hasil kesepakatan dengan pria bermata sipit.
Keadaan yang aku lalui dengan penuh darah,berjuang melawan ganasnya mentari, siang seperti mencabukku dengan panas teriknya , aku seperti dihukum ditanahku sendiri.tanah ini adalah tanahku namun kenapa aku masih diperbudak ditanahku sendiri,apakah mereka yang aku pilih kemarin telah menjualku dan hanya menjadikan aku sebagai tunggangan menuju kekayaan ,,?oh TUHAN…..apa yang sudah dilakukan mereka yang menjabat dari suaraku. Apakah aku salah menentukan pilihanku.pilihanku benar dikarenakan aku tergiur dengan janji manisnya yang memesan surga untukku sehingga aku sekarang terlihat bagaikan orang bodoh yang merindukan surga,naïfnya aku mempercayai kebohongan yang menjanjikanku akan dunia surgawi.
Tanah ini milikku tapi kenapa aku tak pernah sejahtera ada apa sebenarnya system dalam rezim ini,aku tidak pernah ingin untuk menjadi kaya tapi yang aku inginkah hanyalah kesetaraan,sama dapat sama rasa, kebenaran,kejujuran dalam melayani kami karna apalah arti kekayaan bagi aku sebagai petani penggarap lahan.
Aku penggarap lahan pergi pagi dan pulang petang tapi semuanya disedot habis oleh mereka yang berduit,kadang aku menyalahkan rezim bahwa rezim ini bukan rezimnya rakyat tapi rezimnya kapitalis.aku pernah berniat untuk mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi, permainan apa yang sedang dimainkan oleh mereka yang aku jadikan pejabat ditanahku,namun sia-sia karena semuanya dikendalikan oleh mereka yang sedang tenar karena banyak uang dari hasil pajakku yang sedang mereka nikmati dalam rezim yang penuh dusta.
Senyum manis mereka yang kupakaikan jas sehingga kelihatan public mereka adalah pejabat yang mengatas namakan hakku menghipnotisku dalam suatu kepalsuan yang membuatku begitu nyaman dalam fase kapitalis ini,mereka menyihirku dengan berbagai kebohongan sehingga aku terlena dalam buaian pemilik modal. Aku tertidur begitu pulas dalam buaian kapitalisme yang diayunkan oleh para pejabat-pejabatku sendiri, aku tertidur seperti bayi yang diayunkan dalam ayunan elit sampai aku tak sadar bahwa aku sudah tidak minum susu dari ibuku lagi,tetapi dari seorang ibu berkulit putih, bermata sipit dari cina hasil kesepakatan kawin kontrak dengan pemerintahan rezimku,sehingga ketika aku besar nanti akulah salah satu budaknya karena telah terlanjur minum air susunya.aku diayun dengan penuh manja untuk meniduriku,lagu ninabobo yang dimainkan mereka begitu terdengar ditelingaku dan membuatku terlena sampai aku tertidur begitu lama sehingga nanti aku sadar dari tidurku,mereka telah kokoh tak bisa digoyahkan lagi ,dan merasa bahwa semua telah berubah,berubah dalam sekejap dan aku sudah tak punya apa-apa lagi.
Iblis apa yang telah menyihir keadaan ini merubah semuannya menjadi berubah dalam sekejap,namaku telah dihapuskan oleh rezim,aku telah tiada,mati rasa tubuhku karena begitu lama tertidur,sampai melangkahpun kakiku kaku  tak mampu dan ternyata surga yang dijanjikan itu bukan milikku tapi milik sang pemilik modal dan deritalah yang aku dapatkan nerakahlah surgaku,tangisan senyumku,sakit hatilah  kebahagiaanku.
Rasanya aku ingin berlari meninggalkan keadaan yang penuh dusta  ini, mencari tempat yang paling tinggi lepaskan suaraku dari bukit hingga suaraku menusuk hati para revolusioner agar mereka datang menolongku,dalam hatiku semoga mereka tidak tuli untuk mendengarkanku. Akulah manusia kelam yang tersisihkan oleh ganasnya rezim,mereka harus menerima apa yang aku dendamkan,dan dendam ini akan kusimpan hingga menjadi hasrat yang terus menggenjot semangatku,membutakan mata hatiku yang membuatku memandang bahwa meruntuhkan kapitalis,menolak imperialism,save pancasila merupakan suatu kebutuhan pokok yang tak mampu aku hindarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

harapan kosong

Harapan Kosong

August 07, 2017   rhykardus.blogspot    Oleh: Rikardus Asa. Waktu usiaku 9 tahun, aku mulai diajarkan oleh guruku tentang bagai...